Perusahaan galangan kapal PT PAL Indonesia telah memproduksi 43 kapal patroli berukuran 28 meter hingga 57 meter, dan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 105. PAL tengah menyiapkan fasilitas atau sarana pembangunan untuk pembuatan kapal selam.
PT PAL Indonesia kembali rampungkan sebuah kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter. Kapal ini melengkapi dua kapal sebelumnya yang juga telah rampung dibangun. Bahkan satu KCR 60 meter juga telah diserah terimakan kepada TNI Angkatan Laut pada 28 Juni 2014. Kapal itu dinamai KRI Sampari.
Untuk Kapal kedua, saat ini dalam tahap uji coba dan diberinama KRI Tombak, sementara kapal ke-tiga yang bernama KRI Halasan, secara resmi diluncurkan menandai rampungnya pembuatan. Peluncuran ditandai dengan memasukkan kapal untuk pertama kalinya ke lautan yang berada di Dermaga Ujung, PT PAL Surabaya.
Peluncuran kapal ke-tiga kali ini dilakukan oleh jajaran Dewan Komisaris PT PAL dan jajaran petinggi TNI AL. “Setelah hari ini peluncuran, mungkin bulan depan KCR ini juga kami serah terimakan,” kata Syaiful Anwar, Direktur Desain dan Teknologi PT PAL.
KCR 60 meter produksi PT PAL ini memiliki spesifikasi:
- Panjang keseluruhan (LOA) : 60 M
- Panjang garis air (LWL) : 54.82 M
- Lebar (B) : 8.10 M
- Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M
- Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton
- Kecepatan : berlayar 15 Knot, Jelajah 20 Knot dan max 28 Knot.
- Dilengkapi persenjataan canggih, berupa Meriam dan Peluncur Rudal seri C705 dan 802
- Jumlah penumpang 55 Orang- Ketahanan berlayar 9 Hari- Mesin pendorong 2 x 2880 kw
Selain produksi KCR, PT PAL sebenarnya juga telah berhasil memproduksi 43 kapal patroli, baik berukuran 28 meter hingga 57 meter pesanan Kementerian Pertahanan.
Sementara itu, Laksamana Muda TNI Suyitno, Aslog KASAL mengatakan tiga kapal KCR 60 ini bukanlah yang terakhir di pesan di PT PAL. “Kami saat ini masih pesan lagi dengan total nanti ada 16 KCR 60 meter pesan di PT PAL serta 16 KCR 40 meter,” kata Suyitno.
Indonesia mandiri membuat senjata sendiri pada tahun 2024
Pembangunan KCR ini, kata dia, merupakan langkah awal untuk kemandirian alutsista khususnya bagi TNI AL. Harapannya pada tahun 2024 mendatang, TNI benar-benar sudah mandiri dalam membangun seluruh persenjataannya.
Pembangunan KCR ini, kata dia, merupakan langkah awal untuk kemandirian alutsista khususnya bagi TNI AL. Harapannya pada tahun 2024 mendatang, TNI benar-benar sudah mandiri dalam membangun seluruh persenjataannya.
Sementara itu, Direktur Utama PAL Indonesia M Firmansyah Arifin mengatakan dua dari tiga kapal pesanan Kementerian Pertahanan tersebut dikerjakan dengan tepat waktu sesuai perencanaan. Setelah peluncuran itu, KCR-60 yang kedua diserahterimakan pada Juli 2014, sedangkan KCR-60 yang ketiga diserajterimakan pada September 2014.
Firmansyah mengatakan kapal berkapasitas 55 orang tersebut diproduksi untuk memenuhi kebutuhan persenjataan yang ada sesuai dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, wilayah Indonesia memiliki 9 pintu melewati wilayah laut. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan kapal perang yang canggih.
KRI Sampari telah melalui proses pengujian dari para ahli dan teknisi sesuai standar yang dipersyaratkan. Pengukuhan penyerahan KCR-60 yang pertama ini diresmikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. KCR buatan PAL itu diikutkan pada pameranADAS 2014 a Defence Manila yang berlangsung di Manila, Filipina pada 16-18 Juli 2014.
KCR-60 meter memiliki fungsi sebagai kapal patroli dengan kemampuan melumpuhkan sasaran di atas permukaan laut maupun udara. Selain itu memiliki kemampuan dalam pengintaian, tugas-tugas SAR, amphibious raid, dan lawan infiltrasi. Kapal tersebut dirancang untuk bisa dipasangi senjata meriam hingga kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dan pelucur rudal di bagian belakang kapal.
Pengerjaan ke-3 proyek kapal perang itu menelan biaya Rp375 miliar, dan PAL Indonesia menggunakan bahan baku dalam negeri sebanyak 35 persen sesuai regulasi pemerintah, sedangkan 65 persen masih diimpor dari Eropa dan Korea Selatan. Komponen impor seperti persenjataan, navigasi dan sensor belum dapat diperoleh dari dalam negeri sehingga masih memerlukan komponen buatan asing.
Hingga saat ini PAL Indonesia telah memproduksi 43 kapal patroli mulai berukuran 28 meter hingga 57 meter, serta kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 105. Saat ini, PAL Indonesia juga tengah menyiapkan fasilitas atau sarana pembangunan untuk pembuatan kapal selam. (Sumber: tender-indoensia.com, Bisnis.com, http://www.mmindustri.co.id/kapal-cepat-rudal-dan-kapal-selam-buatan-pal/ dan sumber lain-lain )
0 comments:
Post a Comment